Puluhan mayat tergeletak di jalan depan markas polisi di Nigeria.
MAIDUGURI,  KOMPAS.com-Pemerintah  Nigeria memperketat pengamanan di wilayah utara  menyusul dua hari  kerusuhan yang menewaskan sedikitnya 100 orang.
Tentara   telah mempersiapkan penghalang jalan dan memberlakukan jam malam di   kawasan Yobe, Kano, Borno dan negara-negara bagian di dataran tinggi.
Kaum   militan Islam tengah bersiap melakukan serangan di sejumlah kantor   pemerintah dan pos-pos polisi. Dilaporkan sekelompok pemuda   bersenjatakan parang dan senjata api secara acak membunuh para perwira   polisi dan warga sipil.
Kepolisian  dan militer Nigeria  telah diperintahkan untuk menggunakan segala cara  demi mencegah  meluasnya aksi kekerasan seperti dilaporkan wartawan BBC  di Lagos  Caroline Duffield.
Para  saksi mata mengatakan kepada  BBC bahwa sejumlah kantor polisi telah  diserang dan banyak warga sipil  ditarik begitu saja dari mobil mereka  kemudian dibunuh. Kota Maiduguri  Negara Bagian Borno menderita  kerusakan paling parah akibat kerusuhan.
Di   kota ini, jenazah warga dan kaum militan tergeletak begitu saja di  luar  kantor polisi dan di ruas-ruas jalan kota itu. Laporan reporter  BBC  memperkirakan jumlah jenazah mencapai 100 orang. Sejumlah anggota   kelompok militan diyakini adalah pendukung seorang ulama asal Maiduguri,   Mohammad Yusuf yang mengatakan sistem pendidikan barat tidak sesuai   dengan ajaran Islam.
Kepolisian  Nigeria kini tengah  mencari Mohammad Yusuf. Hingga tadi malam, tembak  menembak dilaporkan  masih terus terjadi di Maiduguri. Sebelumnya,  sejumlah saksi mata  mengatakan pada BBC sebuah pertempuran pecah selama  beberapa jam di  Potiskum, Negara Bagian Yobe.
Sejumlah  bangunan  dan sebuah kantor polisi dikabarkan mendapat serangan.  Serangan terhadap  kantor polisi juga terjadi di Wudil, sekitar 20  kilometer dari Kano,  kota terbesar di Nigeria Utara. Kondisi keamanan  juga dikabarkan  memburuk di kawasan dataran tinggi di selatan Bauchi,  di mana tahun lalu  ratusan orang tewas akibat bentrokan antara warga  Muslim dan Kristen.  Para pengikut Mohammad Yusuf dikenal dengan sebutan  Boko Haram yang  artinya “Pendidikan terlarang”.
Para  pemuda mulai  menyerang kantor-kantor polisi pada hari Minggu setelah  sejumlah  pengikut Mohammad Yusuf ditahan. Laporan mengatakan Boko Haram   menimbulkan kecurigaan dalam proses rekrutmen terhadap para pemuda.   Selain itu, kepercayaan mereka bahwa pendidikan barat, budaya dan ilmu   pengetahuan adalah sebuah dosa.
Kantor  berita  Reuters melaporkan salah satu pemimpin kelompok ini ditahan di  Kano dan  para pengikutnya melawan demi mempertahankan kepercayaan  mereka. “Bahkan  jika saya ditangkap, akan banyak lagi yang melanjutkan  pekerjaan saya,”  kata Abdulmuni Ibrahim Mohammed sang pemimpin.
Syariah   Islam diberlakukan di seluruh kawasan utara Nigeria, namun tak ada   catatan aksi kekerasan yang terkait Al Qaeda terjadi di Nigeria. Dari   150 juta warga Nigeria jumlah pemeluk Islam dan Kristen hampir sama   banyaknya. Kedua kelompok ini secara umum hidup damai berdampingan,   meski di beberapa kawasan kerap muncul aksi kekerasan.
  Biarawan Terbakar

Thích Quảng Đức seorang biksu Budha Vietnam yang membakar dirinya sampai mati di persimpangan jalan Saigon yang ramai pada 11 Juni 1963, sebagai protes terhadap penganiayaan umat Budha di Vietnam.
Tentara Irak

Foto yang menunjukkan seorang tentara Irak yang terbakar di depan jendela truk yang hancur.
Penguburan Seorang Anak

Salah satu korban dari bencana industri terburuk di dunia yang dikenal dengan tragedi gas Bhopal, terjadi di sebuah pabrik pestisida Union Carbide di kota Bhopal, India pada 3 Desember 1984. Pabrik tersebut mengeluarkan gas dan racun yang memberikan dampak ke lebih dari 500.000 orang.
Bocah  Sudan
Seorang bocah Sudan diikuti  oleh seekor burung pemakan bangkai di dekatnya. Sangat jelas bahwa anak  itu hampir mati kelaparan, sementara burung nasar dengans abar menunggu  anak tersebut mati sehingga mendapat makanannya. Tak seorang pun tahu  apa yang terjadi pada anak tersebut, yang merangkak ke arah sebuah kamp  makanan PBB. Fotografer Kevin Carter memenangkat Pulitzer Prize untuk  gambar yang mengejutkan ini, tetapi akhirnya ia bunuh diri tiga bulan  setelah ia mengambil foto tersebut. Mungkin ia tidah tahan dengan hinaan  orang sekitarnya. 


Tidak ada komentar:
Posting Komentar