Senin, 14 Juni 2010
New York Times pun Ikut Menulis "Ariel"
Video mesum yang diduga melibatkan Ariel Peterpan, Luna Maya dan Cut Tari semakin mendunia. Koran berpengaruh di Amerika Serikat, New York Times, turut mengulas video yang disebutnya "memicu debat" di Indonesia.
Tulisan mengenai video ini muncul di New York Times edisi Minggu, 13 Juni 2010. Judul beritanya, "Sex Tape Scandal Fixates Indonesia."
Sebelumnya, kantor berita The Associated Press juga telah menurunkan laporan mengenai video ini. Laporan ini juga muncul di halaman Huffington Post, laman blog paling terkenal saat ini.
New York Times menulis, serangkaian video mesum tersebut muncul sejak awal Juni 2010 ini. Video itu kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh negeri melalui situs media sosial, telepon genggam dan VCD bajakan.
"Seperti skandal selebriti lainnya di manapun, kasus ini mengejutkan. Namun karena ini terjadi di Indonesia, di mana undang-undang pidana yang lama dan baru menyatakan tindakan itu imoral, skandal ini jelas bisa berdampak lebih dari sekadar memalukan."
New York Times menulis, Kepala Badan Reserse Kriminal Inspektur Jenderal Ito Sumardi menyatakan Ariel, Luna, dan Cut Tari bisa dikenakan hukuman jika terbukti merekam video itu untuk dikonsumsi orang lain. "Tergantung apakah video itu dicuri atau laptopnya dicuri," kata Sumardi.
New York Times juga mengutip Ketua Aliansi Jurnalis Independen, Nezar Patria, yang menyatakan peredaran video itu mengkhawatirkan. "Terutama jika pemerintah atau Menteri Informasi berupaya menggunakannya untuk mengimplementasikan peraturan kementerian baru atas konten media baru," ujar Nezar. Jadi, menurut Nezar, kasus ini semacam ujian bagi pemerintah.
Dan terbukti, Associated Press melansir pernyataan Menteri Informasi Tifatul Sembiring yang menyatakan video-video ini adalah alasan bagus untuk menyaring konten internet. "Saya kira sekarang masyarakat mengerti kegunaan dari regulasi itu," kata Tifatul dikutip New York Times.
Sementara Associated Press menulis dalam sudut yang berbeda. AP menulis tentang razia terhadap anak sekolah menyusul peredaran massal video-video mesum itu.
AP menulis, video seks itu memunculkan debat mengenai perlu tidaknya pendidikan seks di rumah dan sekolah. Dan AP melansir, Menteri Pendidikan M Nuh menyatakan menolak ide itu. "Saya tidak melihat pendidikan seks di sekolah dibutuhkan," kata Nuh. "Saya percaya orang akan belajar seks secara alamiah."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar